Peresensi
@hdgumilang
Buku ini
merupakan catatan-catatan perkuliahan yang disampaikan as Siba’i kepada para
mahasiswa tahun pertama dan kedua di fakultas syariah Damaskus, di
tengah-tengah kondisi kesehatannya yang menurun karena sakit. Sejatinya, as
Siba’i --kata penyusunnya, Adnan Zarzur-- merancang buku ini menjadi sepuluh
bab, namun hanya enam bab yang sanggup diselesaikannya ketika Tuhan menetapkan batas
usianya di dunia.
Keenam bab
tersebut adalah kehidupan Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam sebelum kenabian;
sejak kenabian hingga hijrah ke Habsyah; pascahijrah ke Habsyah hingga hijrah
ke Madinah; sejak hijrah hingga menetap di Madinah; peperangan Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasaallam; peristiwa-peristiwa penting pascapenaklukan
Makkah hingga wafat Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam.
Dalam setiap bab
kajiannya dibuat poin demi poin, pembahasannya dibelah menjadi dua bagian.
Pertama, peristiwa-peristiwa bersejarah. Kedua, pelajaran dan ibrah.
Perspektif
kepenulisan sirah nabawiyah karangan as Siba’i adalah sudut pandang
kepemimpinan dan keprajuritan. Dua elemen inilah yang paling esensial dan
menonjol dalam seluruh rangkaian sejarah kehidupan Nabi Muhammad shalallahu
‘alaihi wasaalam menurut as Siba’i. Dia menulis atas dasar kegelisahan minimnya
referensi sirah nabawiyah yang memiliki perspektif dan analisa dalam sudut
pandang ini. Maka tidak mengherankan bila penekanan dalam jiwa keperwiraan itu
membuat as Siba’i memberi penelaahan yang lebih mendalam di bagian peperangan
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Faktor eksternal yang mendorongnya
memakai sudut pandang ini karena dia menganggap umat Islam sedang ditindas,
diperlakukan tidak adil hingga keberadaan Palestina yang dicengkeram penjajahan
Israel (h. 124).
Anatomi
buku
Judul:
Sirah Nabawiyah
Penulis:
Mushthafa as Siba’i
Penerjemah:
Abd. Rohim Mukti Lc., MM.
Penerbit:
Indiva Media Kreasi
Tahun:
2014, cetakan pertama
Jenis
sampul: softcover
Tebal:
176 hal
ISBN:
978-602-1614-44-0
*sumber foto: koleksi pribadi